Biografi Tokoh Dunia

BELAJAR KEHIDUPAN DARI TOKOH TOKOH DUNIA

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
9 Maret 2011

Biografi Adam Malik

Diposting oleh Tony

Adam Malik lahir di Pematang siantar,Sumatra Utara 22 Juli 1917 dari pasangan Adam Malik Batubara dan Salamah Lubis,beliau sering di sebut "si kancil'.
Beliau semasa kecil sangat gemar membaca dan senang menonto film coboy,ketika usianya masih belasan tahun ia pernah di tangkap dan di penjarakan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok 1934 dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul.
Di usianya yang tergolong masih muda yaitu 17 tahun ia telah memimpin Partindo di Pematang Siantar (1934- 1935).
Pada usia 20 tahun, Adam Malik bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armin Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna, memelopori berdirinya kantor berita Antara tahun 1937 berkantor di JI. Pinangsia 38 Jakarta Kota.
Pada masa pendudukan jepang beliau sangat aktif berjuang bersama pemuda memperjuangkan kemerdekaan,Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, Adam Malik pernah melarikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Atas penunjukan presiden Soekarno ia di tunjuk sebagai duta besar luar biasa yang mempunyai kuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia.
Adam Malik kemudian menjadi ketua delegasi perundingan Indonesia-Belanda,untuk penyerahan Irian Barat di tahun 1962. Sebagai menlu di masa orde baru brliau berperan penting dalam perundingan perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menlu negara-negara ASEAN, Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967.
Ia bahkan dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Ia orang Asia kedua yang pernah memimpin sidang lembaga tertinggi badan dunia itu. Tahun 1977, ia terpilih menjadi Ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam Sidang Umum MPR Maret 1978 terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang secara tiba-tiba menyatakan tidak bersedia dicalonkan lagi.
Beliau meninggal di bandung pada 5 September 1984 karena kanker lever, dan namanya di abadikan dalam musium yang di dirikan oleh keluarganya.


0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer